Mampu menghadapi dan mengatasi orang marah adalah satu skill krusial yang perlu kita miliki. Dengan mengetahui teknik ini, seseorang akan memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah, yang ditambah dengan kemampuan untuk tetap menjaga relasi dengan orang lain.
Entah karena masalah kerjaan di kantor, bertengkar dengan teman atau pasangan, atau berjam-jam terjebak di kemacetan, hampir setiap orang yang biasanya tenang sekalipun akan tersulut amarah. Kemarahan adalah salah satu emosi alami manusia, yang jika dipendam malah dapat memperburuk masalah.
Namun, lain ceritanya jika luapan rasa marah sudah kelewat batas hingga menelan korban, seperti kaca pecah, meja terbelah dua, atau teman disebelah anda jadi babak belur akibat amukan anda. Terdengar seperti Hulk, ya?
Sayangnya, ketidakmampuan untuk membendung dorongan bertindak agresif ini tidak akan mengubah anda menjadi seorang manusia super, melainkan menandakan suatu gangguan amarah yang tidak hanya dapat memicu masalah di tempat kerja dan hubungan pribadi anda, tapi juga kualitas hidup anda secara keseluruhan.
Di dalam sebuah penelitian yang dilakukan, kenakalan remaja yang dilakukan di Harvard, 10% dari mereka yang berusia di bawah usia 25 tahun melaporkan mengalami episode ledakan emosi setidaknya sebanyak tiga kali.
Jumlah ini justru lebih rendah dari mereka yang berusia lebih tua ketimbang mereka yang berusia di bawah 25 tahun tersebut. Sekitar 7% dari mereka hanya memiliki kemarahan 3 kali dalam sehari.
Gangguan kemarahan ini memang sangat sulit ditentukan penyebabnya karena berbagai alasan. Mungkin, karena para psikiater tidak memiliki perawatan untuk mengobati gangguan amarah tersebut, atau mungkin mereka enggan membuat diagnosis untuk gangguan itu.
Atau, orang-orang mungkin mengalami kesulitan dalam mengingat episode kemarahan yang tidak terkendali saat mereka semakin tua. Tapi terlepas dari itu semua, apapun masalahnya, jelas bahwa masalah kemarahan yang tidak terkontrol adalah hal yang umum di Amerika.
Lalu, apakah kemarahan bisa disembuhkan? Bagaimana cara untuk dapat mengendalikan amarah? Untuk lebih jelasnya, mari kita cari tau jawabannya pada artikel kami kali ini.
Menjadi Pemarah Atau Orang Sabar, Mana Yang Anda Pilih?
Jika anda diberikan pertanyaan seperti di atas, apa yang akan anda jawab? Ya, sudah pasti jawabannya tidak, bukan? Banyak orang di seluruh dunia ini jika ditanya pasti jawabannya lebih baik jadi orang yang sabar ketimbang orang yang emosian. Tapi pada kenyataannya, yah anda bisa nilai sendiri lah ya kan.
Seperti halnya kesalahpahaman yang sering terjadi dimana pun kita berada, baik itu di kantor, dikerjaan, bahkan di dalam angkutan umum sekalipun, kesalahpahaman tetap tak bisa kita hindari.
Kesalahpahaman yang dimaksud di sini adalah hal yang umum terjadi pada manusia, yang biasanya akan berujung pada pemikiran negatif terhadap orang tersebut.
Contohnya:
Bila kita berkendara di jalan raya, kemudian jalanan macet, padahal kita sedang terburu-buru untuk segera tiba di kantor. Apa respon yang akan anda tunjukkan? Respon dari setiap pengendara pasti akan berbeda-beda. Adapun berbagai respon yang mungkin akan diperlihatkan adalah sebagai berikut:
Ada yang dengan emosi menekan klason berkali-kali, padahal dengan ia menekan klakson berkali-kali jalanan tidak langsung serta merta menjadi lancar.
Ada juga yang diam, tetapi di dalam hati marah-marah (ngedumel) “sialan neh macet, dah tau mau buru-buru, hangus deh jatah uang transport hari ini”.
Ada juga yang hanya gelisah, sambil memukul-mukul stir mobil, dan bergumam dalam hati, “aduuh cepet donk, jangan macet plis.”
Berbeda dengan mereka yang memiliki stok sabar yang lebih banyak, mereka cenderung berpikir bahwa kemarahan adalah emosi yang harus dihindari dengan segala cara.
Ketakutan akan konfrontasi (konflik antara dua belah pihak) ini dapat menghentikan orang-orang untuk mengatasi masalah-masalah kritis atau berinteraksi dengan orang lain yang penting bagi mereka.
Di dalam kehidupan kita, ada banyak hal yang dapat membuat kita menjadi orang yang emosi, seperti seseorang yang disakiti, rasa dizalimi, iri hati, dipermalukan, dibohongi, tidak dihormati, memaksa orang melakukan sesuatu yang tidak diinginkan dan lain sebagainya.
Faktor lain yang juga berpengaruh besar dalam hal ini adalah pembawaan sejak kecil akibat didikan dari orangtua atau lingkungan. Sifat marah memang emosi alami yang dimiliki oleh setiap manusia.
Kemarahan bisa terjadi secara spontan apalagi jika orang yang anda sayangi diganggu oleh orang lain. Hal ini memberikan anda jalan pintas seketika untuk memberikan tindakan perlindungan demi menjaga orang tersebut.
Tanggapan melawan atau lari menghindari masalah yang terjadi adalah hal yang menjadi alat kuat untuk membuat orang keluar dari bahaya dengan cepat.
Tak hanya itu saja, kemarahan dapat mendorong kita untuk mengatasi masalah yang sulit. Jika anak anda diancam di sekolah, rasa takut dapat melumpuhkan anda. Tetapi, jika anda mengalami kemarahan, anda pasti akan pergi ke sekolah dan menuntut sesuatu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Tidak semua amarah itu selalu berakhir dengan sisi negatif. Kemarahan juga dapat membantu anda dalam menyesuaikan aturan yang sudah anda buat. Misalnya, pemimpin suatu perusahaan yang dimana karyawan itu selalu melanggar aturan yang telah ada, otomatis pemimpin itu akan terbakar emosi melihat karyawan yang tidak taat peraturan tersebut.
Kemarahan juga dapat membantu anda membangun rasa percaya diri yang lebih kuat jika anda menanganinya dengan baik. Alih-alih meyakini pernyataan negatif tentang siapa anda, kemarahan anda dapat membantu anda menolak etika yang tidak menguntungkan untuk anda.
Ketika anda mengungkapkan kemarahan dengan tepat, anda bisa melawan ketidakadilan bagi anda dan orang-orang yang anda cintai. Mengatakan bahwa kemarahan itu buruk akan meniadakan semua hasil positif ini. Tidak bisa kita pungkiri kalau sebenarnya terkadang kita memerlukan kemarahan untuk dapat bertahan hidup.
Pentingnya Mengatasi Permasalahan Kemarahan
Ciri khas dari gangguan kemarahan adalah bertindak dengan cara yang merusak barang-barang yang ada di depan mata. Kemarahan seperti ini dapat menyebabkan hubungan anda menjadi rusak, menyakiti orang lain, atau merusak fisik seseorang.
Marah yang sekecil apapun kadarnya biasanya akan muncul dikarenakan oleh berbagai faktor, baik itu faktor fisik atau mental seseorang yang sedang terganggu.
Marah yang dipicu oleh faktor fisik misalnya, karena kerja berlebihan, kelelahan, perubahan hormon dalam tubuh, seperti wanita yang sedang mengalami menstruasi atau ketika tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi dan tidak diimbangi dengan meminum air, hal seperti itupun dapat menimbulkan efek kemarahan pada seseorang.
Menjadi marah ketika acara TV tidak sesuai dengan anda harapkan. Namun, ketika anda melempar TV keluar melalui jendela untuk mengekspresikan kemarahan anda, itu benar-benar merusak dan tidak membantu anda atau orang lain sama sekali.
Untuk dapat bergaul dengan baik di dunia ini dan mengakses energi positif yang tersedia ketika anda marah, maka anda perlu belajar cara baru yang produktif untuk mengekspresikan kemarahan anda tersebut. Jika tidak, kemarahan anda dapat menyebabkan anda dan orang-orang di sekitar anda tetap berada di dalam masalah yang tidak akan ada habisnya.
Tanda Anda Mungkin Memiliki Gangguan Kemarahan
Kebanyakan orang tidak menganggap kemarahan sebagai kondisi kejiwaan. Istilah gangguan kemarahan tampaknya banyak menjadi alasan lain untuk perilaku yang buruk.
Namun, orang yang berbeda memiliki tantangan yang berbeda ketika menangani kemarahan mereka. Ini mungkin berasal dari pelajaran yang anda dapat ketika masih kanak-kanak, tentang bagaimana mengungkapkan kemarahan atau menekankan bahwa anda tengah berada di bawah tekanan itu.
Orang-orang dengan masalah pengendalian amarah sering memiliki reaksi yang intens saat dikonfrontasikan dengan kemarahan mereka. Bahkan mungkin ada komponen genetik yang menggambarkan bagaimana anda mengekspresikan kemarahan anda tersebut.
Jadi, apa yang membuat anda berbeda jika anda sedang memiliki gangguan amarah? Bisakah anda menjawab pertanyaan ini?
Berikut adalah beberapa hal yang mungkin membedakan orang yang satu dengan yang lainnya dalam hal kemarahan:
Sifat lekas marah
Kurang sabar
Memiliki “sekering pendek”
Menyalahkan orang lain untuk segalanya
Mundur ketika anda merasa marah
Orang yang anda sayangi takut pada anda dan menghindari anda
Kemarahan anda datang dan pergi dengan cepat dan terus-menerus
Anda biasanya menghancurkan properti ketika anda merasa marah
Menjadi sangat marah atas hal-hal yang relatif tidak signifikan
Terus-menerus mengkritik atau meremehkan orang lain
Setiap orang memiliki beberapa tingkat kemarahan itu sendiri, tak peduli apakah mereka menyadarinya atau tidak. Yang penting adalah apa yang anda pikirkan, katakan dan lakukan ketika anda merasa marah.
Pikirkan terakhir kali anda merasakan perasaan tidak nyaman seperti amarah. Bagaimana reaksi anda terhadapnya? Hanya ketika anda sadar akan respons anda, anda dapat menentukan apakah anda perlu mengubahnya atau membiarkannya.
Gangguan Kemarahan Sebagai Ledakan Intermiten
Gangguan ledakan amarah dalam dunia psikologi lebih dikenal dengan nama Intermittent Explosive Disorder (IED). Kondisi ini ditandai dengan episode ledakan amarah dan kekerasan berulang yang membabi buta, tidak terencana dan tidak beralasan setiap kali terpicu oleh provokasi (yang biasanya sangat remeh).
Individu yang memiliki IED menggambarkan ledakan kemarahannya sebagai rasa kehilangan kontrol atas emosi dan tubuh mereka dan terasuki oleh kemarahan.
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki jenis gangguan kemarahan IED adalah sebagai berikut:
Kemarahan jalan
Kekerasan dalam rumah tangga
Melemparkan benda untuk mengekspresikan kemarahan
Mematahkan benda untuk mengekspresikan kemarahan
Semburan caci maki
Argumen yang marah
Perjuangan fisik
Mengancam orang lain
Menampar atau mendorong seseorang
Berteriak
Gangguan kemarahan eksplosif ini adalah kondisi yang sangat kronis. Jika anda memiliki IED, anda mungkin memiliki perasaan berikut:
Sifat lekas marah
Kemarahan
Pikiran balap
Semburan energi
Perasaan geli
Tremor
Ketegangan dada
Palpitasi jantung
Tentunya, jika anda memiliki perasaan ini, anda ingin melakukan sesuatu terhadap orang-orang tertentu. Ingat, itu bukan perasaan yang membuatnya menjadi gangguan kemarahan. Ini adalah bagaimana anda bereaksi terhadap apa yang anda pikirkan, katakan dan lakukan yang membuat perbedaan antara perasaan alami dan kondisi kemarahan yang bisa didiagnosis.
Apa Itu Kemarahan Pasif?
Sebelum anda mulai mencoba menangani masalah kemarahan anda, penting untuk memahami apa yang terjadi jika anda menghentikan perilaku marah tersebut tanpa cara-cara baru untuk mengatasi kemarahan anda.
Perilaku ini bisa merusak hubungan sebab pada awalnya, orang-orang pasif terkesan ramah, tetapi lama-kelamaan, sikap mereka berubah. Istilah “munafik” biasa digunakan untuk menjelaskan perilaku tersebut.
Amarah pasif biasanya diekspresikan dalam perilaku pasif agresif terhadap orang lain atau perilaku merusak diri sendiri. Contohnya:
Teman sekamar masih terus memakai lipstik anda, sekalipun sudah dilarang. Jika anda menanyakan perbuatannya dan ia bersikap seperti tidak terjadi apa-apa, mungkin anda sedang menghadapi orang pasif agresif. Ia akan berpura-pura tidak tahu bahwa tindakannya membuat anda terganggu, bahkan ia merasa senang karena bisa membuat anda marah.
Orang-orang pasif agresif senang membuat orang lain marah dan kehilangan kendali, tetapi mereka sendiri terlihat tetap tenang dan tidak bersalah. Jika seseorang sepertinya sedang berusaha membuat anda marah, tetapi sikapnya tetap tenang dan ramah, mungkin anda sedang menghadapi orang yang berperilaku pasif agresif.
Berikut ini beberapa tanda yang harus diperhatikan:
Sikap keras kepala
Penundaan
Ngambek
Berulang kali gagal melakukan tugas seperti yang diminta
Pura-pura tidak salah
Selalu benci dengan seseorang
Menghindari setiap masalah
Membuat alasan
Menyalahkan orang lain
Mengambil peran sebagai korban
Sering menyindir
Menyembunyikan amarah
Jika anda biasanya berurusan dengan kemarahan dalam cara pasif ini, sama pentingnya bagi anda untuk belajar cara-cara yang lebih baik dalam mengekspresikan emosi itu seperti juga bagi orang-orang yang membiarkan emosi mereka keluar habis-habisan.
Hubungan Antara Bipolar Dengan Marah
Gangguan bipolar adalah kondisi seseorang yang mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis, misalnya tiba-tiba menjadi sangat bahagia dari yang sebelumnya murung. Nama lain dari gangguan bipolar adalah manik depresif.
Orang-orang dengan kondisi ini sering mengalami kemarahan lebih jelas dan memiliki sedikit kendali atas dorongan mereka untuk bertindak atas kemarahan mereka tersebut. Mungkin masih banyak diantara kalian yang belum tahu bahwa kemarahan bukan hanya bagian dari fase manik bipolar, tetapi juga sering muncul dalam siklus depresif juga.
Dalam studi tahun 2012, peneliti mengikuti kehidupan 500 orang untuk menilai bagaimana orang-orang dengan gangguan bipolar mengalami dan memproses kemarahan tersebut.
Apa yang mereka temukan adalah bahwa orang-orang dengan gangguan bipolar cenderung lebih argumentatif, mengalami perasaan permusuhan dan bertindak atas kemarahan mereka, terutama selama fase manik.
Gangguan bipolar dan kemarahan sering terjadi seiiring berjalannya waktu. Orang dengan gangguan ini harus menangani kemarahan mereka sesegera mungkin.
Jenis Tes Gangguan Kemarahan
Sebelum anda memutuskan untuk menemui seorang profesional untuk membantu mengatasi masalah kemarahan yang anda alami, anda bisa mengambil tes skrining awal untuk mendapatkan ide tentang seberapa serius masalah yang sedang anda hadapi.
Banyak tes kemarahan disediakan secara online. Sebagian besar tes tersebut mudah untuk dilakukan dan biasanya anda akan diberi skor secara otomatis. Anda juga dapat menemukan versi pdf dari pengujian yang dapat anda cetak dan isi dengan tangan jika anda memang lebih suka menggunakan metode itu.
Ingat bahwa ini hanyalah tes skrining. Mereka tidak menawarkan diagnosis yang pasti. Untuk itu, anda perlu menemui seorang konselor untuk mendapatkan hasil yang jauh lebih akurat.
Dan, jika tes yang anda lakukan menunjukkan bahwa anda tidak memiliki gangguan amarah, maka anda tidak perlu merasa khawatir tentang hal itu.
Mungkin saja anda memang tidak memiliki masalah kemarahan sama sekali, tetapi kemungkinan masih ada beberapa masalah yang perlu anda atasi. Itulah sebabnya mengapa anda kami anjurkan untuk berkonsultasi dengan konselor. Konselor akan membantu anda mengidentifikasi masalah tersebut dan membantu Anda dalam menyelesaikannya.
Jika anda memilih untuk berbicara dengan seorang terapis untuk membicarakan tentang kemarahan yang anda alami, mereka mungkin akan memberi anda beberapa jenis tes gangguan kemarahan untuk mengidentifikasi gangguan kemarahan anda.
Mereka mungkin akan menyuruh anda mengisi kuis dengan pensil dan kertas ataupun mengetiknya di komputer. Atau, mereka mungkin menanyakan anda beberapa pertanyaan dalam format wawancara.
Tes gangguan amarah klinis yang paling banyak digunakan adalah Inventarisasi Ekspresi Kemarahan-Trait Negara (STAXI-2).
Konselor biasanya meminta Anda mengisinya dengan tangan. STAXI-2 perlu dinilai oleh seorang profesional yang terlatih dan konselor anda biasanya akan segera menilai tes tersebut, sehingga anda dapat mendiskusikan hasil dan kemungkinan perawatan yang harus anda jalani.
Apa Saja Yang Dilakukan di Dalam Terapi Gangguan Kemarahan?
Pekerjaan pertama terapis dalam membantu anda mengatasi gangguan manajemen amarah adalah dengan mendiagnosis kondisi anda dan menilai perasaan, pikiran dan perilaku anda saat ini.
Mereka mungkin menginstruksikan anda untuk mulai membuat jurnal kemarahan untuk mencatat informasi ini bersama dengan rincian tentang masalah fisik yang terkait dengan kemarahan anda.
Begitu anda dan terapis telah mendefinisikan masalah kemarahan anda dengan cara yang lengkap dan akurat, pekerjaan nyata terapi manajemen amarah dapat dimulai. Penasihat anda mungkin menawarkan beberapa solusi terapi, atau mereka mungkin menggunakan lebih dari satu metode.
Adapun metode yang dimaksud tersebut antara lain:
Terapi perilaku kognitif
Di sini konselor akan membantu anda memeriksa kemarahan serta pikiran yang menguasainya. Anda akan diminta untuk mengidentifikasi masalah yang anda hadapi dan menjadi lebih sadar akan pemikiran di baliknya, memperhatikan dan mengakui jenis pola pikir yang negatif dan tidak akurat.
Kemudian, anda harus mengembangkan pola pikir baru yang dapat membantu anda mengurangi amarah anda tersebut dan menghadapinya lebih baik ketika anda merasakannya.
Teknik koherensi jantung
Terapi yang berpusat pada jantung relatif baru, tetapi penggunaan awalnya telah menunjukkan bahwa ini mungkin sangat membantu bagi orang yang memiliki gangguan kemarahan. Langkah pertama adalah belajar memperhatikan ritme jantung anda.
Kemudian, anda harus belajar untuk mengubahnya, terutama ketika anda merasa marah, untuk membantu anda menjadi lebih tenang dan bahkan menstabilkan suasana hati anda dalam jangka panjang.
Terapi kelompok
Karena kemarahan lebih sering terjadi ketika orang lain hadir, terapi kelompok untuk kemarahan biasanya merupakan cara yang tepat untuk membantu orang menghadapi gangguan kemarahan mereka. Kelompok tersebut bertemu pada waktu yang ditentukan untuk berbicara tentang masalah kemarahan mereka.
Terapis biasanya memulai sesi dengan pertanyaan atau diskusi. Setiap orang dalam kelompok mendapat kesempatan untuk berbicara. Ketika kepribadian bertabrakan atau marah yang tidak berhubungan muncul, terapis serta anggota lain dari kelompok akan membantu anda menemukan cara baru untuk melihat masalah dan mengatasinya.
Memperbaiki komunikasi
Banyak alasan mengapa kemarahan menjadi masalah yang berkaitan dengan komunikasi yang buruk. Entah orang yang berinteraksi dengan anda yang tidak mengekspresikan kebutuhan mereka dengan sangat baik, atau anda yang mengalami masalah secara lisan menanggapi mereka.
Terapis anda mungkin akan menghabiskan banyak waktu terapi mengidentifikasi masalah anda dengan cara melihat ketika anda mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban saat melakukan komunikasi dengan orang lain untuk memahami apa yang mereka inginkan. Dari sini, anda akan belajar cara-cara yang lebih baik untuk berkomunikasi dalam situasi-situasi semacam itu.
Jangan menunggu hingga ketidakmampuan anda dalam menguasai amarah merusak hidup anda atau membuat anda terlibat dalam masalah hukum. Kalau ada cara yang bisa anda lakukan untuk memperbaikinya, kenapa tidak anda coba saja melakukannya? Anda hanya membutuhkan seseorang yang dapat menunjukkan anda bagaimana caranya.
Jika anda tidak tahu harus pergi ke mana atau tidak mempercayai siapa pun, maka mengunjungi konselor adalah cara yang paling tepat. Ingat, jangan menunggu sampai amarah menguasai anda, karena hal tersebut bisa sangat merugikan anda.
Selain anda bisa saja terkena serangan jantung, anda juga bisa menghadapi masalah sosial dan bahkan jika rasa amarah tersebut sampai merugikan orang lain, maka bersiaplah untuk berurusan dengan hukum.
Anda tentu tidak ingin hal semacam ini terjadi bukan? Kalau memang begitu, mulai saat ini, cobalah untuk menahan emosi atau amarah anda dan belajarlah untuk menjadi pribadi yang lebih sabar. Selamat mencoba dan semoga anda berhasil melakukannya.
Mengidentifikasi Gangguan Kemarahan dan Cara Mengatasinya
Mampu menghadapi dan mengatasi orang marah adalah satu skill krusial yang perlu kita miliki. Dengan mengetahui teknik ini, seseorang akan memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah, yang ditambah dengan kemampuan untuk tetap menjaga relasi dengan orang lain.
Entah karena masalah kerjaan di kantor, bertengkar dengan teman atau pasangan, atau berjam-jam terjebak di kemacetan, hampir setiap orang yang biasanya tenang sekalipun akan tersulut amarah. Kemarahan adalah salah satu emosi alami manusia, yang jika dipendam malah dapat memperburuk masalah.
Namun, lain ceritanya jika luapan rasa marah sudah kelewat batas hingga menelan korban, seperti kaca pecah, meja terbelah dua, atau teman disebelah anda jadi babak belur akibat amukan anda. Terdengar seperti Hulk, ya?
Sayangnya, ketidakmampuan untuk membendung dorongan bertindak agresif ini tidak akan mengubah anda menjadi seorang manusia super, melainkan menandakan suatu gangguan amarah yang tidak hanya dapat memicu masalah di tempat kerja dan hubungan pribadi anda, tapi juga kualitas hidup anda secara keseluruhan.
Di dalam sebuah penelitian yang dilakukan, kenakalan remaja yang dilakukan di Harvard, 10% dari mereka yang berusia di bawah usia 25 tahun melaporkan mengalami episode ledakan emosi setidaknya sebanyak tiga kali.
Jumlah ini justru lebih rendah dari mereka yang berusia lebih tua ketimbang mereka yang berusia di bawah 25 tahun tersebut. Sekitar 7% dari mereka hanya memiliki kemarahan 3 kali dalam sehari.
Gangguan kemarahan ini memang sangat sulit ditentukan penyebabnya karena berbagai alasan. Mungkin, karena para psikiater tidak memiliki perawatan untuk mengobati gangguan amarah tersebut, atau mungkin mereka enggan membuat diagnosis untuk gangguan itu.
Atau, orang-orang mungkin mengalami kesulitan dalam mengingat episode kemarahan yang tidak terkendali saat mereka semakin tua. Tapi terlepas dari itu semua, apapun masalahnya, jelas bahwa masalah kemarahan yang tidak terkontrol adalah hal yang umum di Amerika.
Lalu, apakah kemarahan bisa disembuhkan? Bagaimana cara untuk dapat mengendalikan amarah? Untuk lebih jelasnya, mari kita cari tau jawabannya pada artikel kami kali ini.
Menjadi Pemarah Atau Orang Sabar, Mana Yang Anda Pilih?
Jika anda diberikan pertanyaan seperti di atas, apa yang akan anda jawab? Ya, sudah pasti jawabannya tidak, bukan? Banyak orang di seluruh dunia ini jika ditanya pasti jawabannya lebih baik jadi orang yang sabar ketimbang orang yang emosian. Tapi pada kenyataannya, yah anda bisa nilai sendiri lah ya kan.
Seperti halnya kesalahpahaman yang sering terjadi dimana pun kita berada, baik itu di kantor, dikerjaan, bahkan di dalam angkutan umum sekalipun, kesalahpahaman tetap tak bisa kita hindari.
Kesalahpahaman yang dimaksud di sini adalah hal yang umum terjadi pada manusia, yang biasanya akan berujung pada pemikiran negatif terhadap orang tersebut.
Contohnya:
Bila kita berkendara di jalan raya, kemudian jalanan macet, padahal kita sedang terburu-buru untuk segera tiba di kantor. Apa respon yang akan anda tunjukkan? Respon dari setiap pengendara pasti akan berbeda-beda. Adapun berbagai respon yang mungkin akan diperlihatkan adalah sebagai berikut:
Berbeda dengan mereka yang memiliki stok sabar yang lebih banyak, mereka cenderung berpikir bahwa kemarahan adalah emosi yang harus dihindari dengan segala cara.
Ketakutan akan konfrontasi (konflik antara dua belah pihak) ini dapat menghentikan orang-orang untuk mengatasi masalah-masalah kritis atau berinteraksi dengan orang lain yang penting bagi mereka.
Di dalam kehidupan kita, ada banyak hal yang dapat membuat kita menjadi orang yang emosi, seperti seseorang yang disakiti, rasa dizalimi, iri hati, dipermalukan, dibohongi, tidak dihormati, memaksa orang melakukan sesuatu yang tidak diinginkan dan lain sebagainya.
Faktor lain yang juga berpengaruh besar dalam hal ini adalah pembawaan sejak kecil akibat didikan dari orangtua atau lingkungan. Sifat marah memang emosi alami yang dimiliki oleh setiap manusia.
Kemarahan bisa terjadi secara spontan apalagi jika orang yang anda sayangi diganggu oleh orang lain. Hal ini memberikan anda jalan pintas seketika untuk memberikan tindakan perlindungan demi menjaga orang tersebut.
Tanggapan melawan atau lari menghindari masalah yang terjadi adalah hal yang menjadi alat kuat untuk membuat orang keluar dari bahaya dengan cepat.
Tak hanya itu saja, kemarahan dapat mendorong kita untuk mengatasi masalah yang sulit. Jika anak anda diancam di sekolah, rasa takut dapat melumpuhkan anda. Tetapi, jika anda mengalami kemarahan, anda pasti akan pergi ke sekolah dan menuntut sesuatu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Tidak semua amarah itu selalu berakhir dengan sisi negatif. Kemarahan juga dapat membantu anda dalam menyesuaikan aturan yang sudah anda buat. Misalnya, pemimpin suatu perusahaan yang dimana karyawan itu selalu melanggar aturan yang telah ada, otomatis pemimpin itu akan terbakar emosi melihat karyawan yang tidak taat peraturan tersebut.
Kemarahan juga dapat membantu anda membangun rasa percaya diri yang lebih kuat jika anda menanganinya dengan baik. Alih-alih meyakini pernyataan negatif tentang siapa anda, kemarahan anda dapat membantu anda menolak etika yang tidak menguntungkan untuk anda.
Ketika anda mengungkapkan kemarahan dengan tepat, anda bisa melawan ketidakadilan bagi anda dan orang-orang yang anda cintai. Mengatakan bahwa kemarahan itu buruk akan meniadakan semua hasil positif ini. Tidak bisa kita pungkiri kalau sebenarnya terkadang kita memerlukan kemarahan untuk dapat bertahan hidup.
Pentingnya Mengatasi Permasalahan Kemarahan
Ciri khas dari gangguan kemarahan adalah bertindak dengan cara yang merusak barang-barang yang ada di depan mata. Kemarahan seperti ini dapat menyebabkan hubungan anda menjadi rusak, menyakiti orang lain, atau merusak fisik seseorang.
Marah yang sekecil apapun kadarnya biasanya akan muncul dikarenakan oleh berbagai faktor, baik itu faktor fisik atau mental seseorang yang sedang terganggu.
Marah yang dipicu oleh faktor fisik misalnya, karena kerja berlebihan, kelelahan, perubahan hormon dalam tubuh, seperti wanita yang sedang mengalami menstruasi atau ketika tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi dan tidak diimbangi dengan meminum air, hal seperti itupun dapat menimbulkan efek kemarahan pada seseorang.
Menjadi marah ketika acara TV tidak sesuai dengan anda harapkan. Namun, ketika anda melempar TV keluar melalui jendela untuk mengekspresikan kemarahan anda, itu benar-benar merusak dan tidak membantu anda atau orang lain sama sekali.
Untuk dapat bergaul dengan baik di dunia ini dan mengakses energi positif yang tersedia ketika anda marah, maka anda perlu belajar cara baru yang produktif untuk mengekspresikan kemarahan anda tersebut. Jika tidak, kemarahan anda dapat menyebabkan anda dan orang-orang di sekitar anda tetap berada di dalam masalah yang tidak akan ada habisnya.
Tanda Anda Mungkin Memiliki Gangguan Kemarahan
Kebanyakan orang tidak menganggap kemarahan sebagai kondisi kejiwaan. Istilah gangguan kemarahan tampaknya banyak menjadi alasan lain untuk perilaku yang buruk.
Namun, orang yang berbeda memiliki tantangan yang berbeda ketika menangani kemarahan mereka. Ini mungkin berasal dari pelajaran yang anda dapat ketika masih kanak-kanak, tentang bagaimana mengungkapkan kemarahan atau menekankan bahwa anda tengah berada di bawah tekanan itu.
Orang-orang dengan masalah pengendalian amarah sering memiliki reaksi yang intens saat dikonfrontasikan dengan kemarahan mereka. Bahkan mungkin ada komponen genetik yang menggambarkan bagaimana anda mengekspresikan kemarahan anda tersebut.
Jadi, apa yang membuat anda berbeda jika anda sedang memiliki gangguan amarah? Bisakah anda menjawab pertanyaan ini?
Berikut adalah beberapa hal yang mungkin membedakan orang yang satu dengan yang lainnya dalam hal kemarahan:
Setiap orang memiliki beberapa tingkat kemarahan itu sendiri, tak peduli apakah mereka menyadarinya atau tidak. Yang penting adalah apa yang anda pikirkan, katakan dan lakukan ketika anda merasa marah.
Pikirkan terakhir kali anda merasakan perasaan tidak nyaman seperti amarah. Bagaimana reaksi anda terhadapnya? Hanya ketika anda sadar akan respons anda, anda dapat menentukan apakah anda perlu mengubahnya atau membiarkannya.
Gangguan Kemarahan Sebagai Ledakan Intermiten
Gangguan ledakan amarah dalam dunia psikologi lebih dikenal dengan nama Intermittent Explosive Disorder (IED). Kondisi ini ditandai dengan episode ledakan amarah dan kekerasan berulang yang membabi buta, tidak terencana dan tidak beralasan setiap kali terpicu oleh provokasi (yang biasanya sangat remeh).
Individu yang memiliki IED menggambarkan ledakan kemarahannya sebagai rasa kehilangan kontrol atas emosi dan tubuh mereka dan terasuki oleh kemarahan.
Adapun ciri-ciri orang yang memiliki jenis gangguan kemarahan IED adalah sebagai berikut:
Gangguan kemarahan eksplosif ini adalah kondisi yang sangat kronis. Jika anda memiliki IED, anda mungkin memiliki perasaan berikut:
Tentunya, jika anda memiliki perasaan ini, anda ingin melakukan sesuatu terhadap orang-orang tertentu. Ingat, itu bukan perasaan yang membuatnya menjadi gangguan kemarahan. Ini adalah bagaimana anda bereaksi terhadap apa yang anda pikirkan, katakan dan lakukan yang membuat perbedaan antara perasaan alami dan kondisi kemarahan yang bisa didiagnosis.
Apa Itu Kemarahan Pasif?
Sebelum anda mulai mencoba menangani masalah kemarahan anda, penting untuk memahami apa yang terjadi jika anda menghentikan perilaku marah tersebut tanpa cara-cara baru untuk mengatasi kemarahan anda.
Perilaku ini bisa merusak hubungan sebab pada awalnya, orang-orang pasif terkesan ramah, tetapi lama-kelamaan, sikap mereka berubah. Istilah “munafik” biasa digunakan untuk menjelaskan perilaku tersebut.
Amarah pasif biasanya diekspresikan dalam perilaku pasif agresif terhadap orang lain atau perilaku merusak diri sendiri. Contohnya:
Teman sekamar masih terus memakai lipstik anda, sekalipun sudah dilarang. Jika anda menanyakan perbuatannya dan ia bersikap seperti tidak terjadi apa-apa, mungkin anda sedang menghadapi orang pasif agresif. Ia akan berpura-pura tidak tahu bahwa tindakannya membuat anda terganggu, bahkan ia merasa senang karena bisa membuat anda marah.
Orang-orang pasif agresif senang membuat orang lain marah dan kehilangan kendali, tetapi mereka sendiri terlihat tetap tenang dan tidak bersalah. Jika seseorang sepertinya sedang berusaha membuat anda marah, tetapi sikapnya tetap tenang dan ramah, mungkin anda sedang menghadapi orang yang berperilaku pasif agresif.
Berikut ini beberapa tanda yang harus diperhatikan:
Jika anda biasanya berurusan dengan kemarahan dalam cara pasif ini, sama pentingnya bagi anda untuk belajar cara-cara yang lebih baik dalam mengekspresikan emosi itu seperti juga bagi orang-orang yang membiarkan emosi mereka keluar habis-habisan.
Hubungan Antara Bipolar Dengan Marah
Gangguan bipolar adalah kondisi seseorang yang mengalami perubahan suasana hati secara fluktuatif dan drastis, misalnya tiba-tiba menjadi sangat bahagia dari yang sebelumnya murung. Nama lain dari gangguan bipolar adalah manik depresif.
Orang-orang dengan kondisi ini sering mengalami kemarahan lebih jelas dan memiliki sedikit kendali atas dorongan mereka untuk bertindak atas kemarahan mereka tersebut. Mungkin masih banyak diantara kalian yang belum tahu bahwa kemarahan bukan hanya bagian dari fase manik bipolar, tetapi juga sering muncul dalam siklus depresif juga.
Dalam studi tahun 2012, peneliti mengikuti kehidupan 500 orang untuk menilai bagaimana orang-orang dengan gangguan bipolar mengalami dan memproses kemarahan tersebut.
Apa yang mereka temukan adalah bahwa orang-orang dengan gangguan bipolar cenderung lebih argumentatif, mengalami perasaan permusuhan dan bertindak atas kemarahan mereka, terutama selama fase manik.
Gangguan bipolar dan kemarahan sering terjadi seiiring berjalannya waktu. Orang dengan gangguan ini harus menangani kemarahan mereka sesegera mungkin.
Jenis Tes Gangguan Kemarahan
Sebelum anda memutuskan untuk menemui seorang profesional untuk membantu mengatasi masalah kemarahan yang anda alami, anda bisa mengambil tes skrining awal untuk mendapatkan ide tentang seberapa serius masalah yang sedang anda hadapi.
Banyak tes kemarahan disediakan secara online. Sebagian besar tes tersebut mudah untuk dilakukan dan biasanya anda akan diberi skor secara otomatis. Anda juga dapat menemukan versi pdf dari pengujian yang dapat anda cetak dan isi dengan tangan jika anda memang lebih suka menggunakan metode itu.
Ingat bahwa ini hanyalah tes skrining. Mereka tidak menawarkan diagnosis yang pasti. Untuk itu, anda perlu menemui seorang konselor untuk mendapatkan hasil yang jauh lebih akurat.
Dan, jika tes yang anda lakukan menunjukkan bahwa anda tidak memiliki gangguan amarah, maka anda tidak perlu merasa khawatir tentang hal itu.
Mungkin saja anda memang tidak memiliki masalah kemarahan sama sekali, tetapi kemungkinan masih ada beberapa masalah yang perlu anda atasi. Itulah sebabnya mengapa anda kami anjurkan untuk berkonsultasi dengan konselor. Konselor akan membantu anda mengidentifikasi masalah tersebut dan membantu Anda dalam menyelesaikannya.
Jika anda memilih untuk berbicara dengan seorang terapis untuk membicarakan tentang kemarahan yang anda alami, mereka mungkin akan memberi anda beberapa jenis tes gangguan kemarahan untuk mengidentifikasi gangguan kemarahan anda.
Mereka mungkin akan menyuruh anda mengisi kuis dengan pensil dan kertas ataupun mengetiknya di komputer. Atau, mereka mungkin menanyakan anda beberapa pertanyaan dalam format wawancara.
Tes gangguan amarah klinis yang paling banyak digunakan adalah Inventarisasi Ekspresi Kemarahan-Trait Negara (STAXI-2).
Konselor biasanya meminta Anda mengisinya dengan tangan. STAXI-2 perlu dinilai oleh seorang profesional yang terlatih dan konselor anda biasanya akan segera menilai tes tersebut, sehingga anda dapat mendiskusikan hasil dan kemungkinan perawatan yang harus anda jalani.
Apa Saja Yang Dilakukan di Dalam Terapi Gangguan Kemarahan?
Pekerjaan pertama terapis dalam membantu anda mengatasi gangguan manajemen amarah adalah dengan mendiagnosis kondisi anda dan menilai perasaan, pikiran dan perilaku anda saat ini.
Mereka mungkin menginstruksikan anda untuk mulai membuat jurnal kemarahan untuk mencatat informasi ini bersama dengan rincian tentang masalah fisik yang terkait dengan kemarahan anda.
Begitu anda dan terapis telah mendefinisikan masalah kemarahan anda dengan cara yang lengkap dan akurat, pekerjaan nyata terapi manajemen amarah dapat dimulai. Penasihat anda mungkin menawarkan beberapa solusi terapi, atau mereka mungkin menggunakan lebih dari satu metode.
Adapun metode yang dimaksud tersebut antara lain:
Di sini konselor akan membantu anda memeriksa kemarahan serta pikiran yang menguasainya. Anda akan diminta untuk mengidentifikasi masalah yang anda hadapi dan menjadi lebih sadar akan pemikiran di baliknya, memperhatikan dan mengakui jenis pola pikir yang negatif dan tidak akurat.
Kemudian, anda harus mengembangkan pola pikir baru yang dapat membantu anda mengurangi amarah anda tersebut dan menghadapinya lebih baik ketika anda merasakannya.
Terapi yang berpusat pada jantung relatif baru, tetapi penggunaan awalnya telah menunjukkan bahwa ini mungkin sangat membantu bagi orang yang memiliki gangguan kemarahan. Langkah pertama adalah belajar memperhatikan ritme jantung anda.
Kemudian, anda harus belajar untuk mengubahnya, terutama ketika anda merasa marah, untuk membantu anda menjadi lebih tenang dan bahkan menstabilkan suasana hati anda dalam jangka panjang.
Karena kemarahan lebih sering terjadi ketika orang lain hadir, terapi kelompok untuk kemarahan biasanya merupakan cara yang tepat untuk membantu orang menghadapi gangguan kemarahan mereka. Kelompok tersebut bertemu pada waktu yang ditentukan untuk berbicara tentang masalah kemarahan mereka.
Terapis biasanya memulai sesi dengan pertanyaan atau diskusi. Setiap orang dalam kelompok mendapat kesempatan untuk berbicara. Ketika kepribadian bertabrakan atau marah yang tidak berhubungan muncul, terapis serta anggota lain dari kelompok akan membantu anda menemukan cara baru untuk melihat masalah dan mengatasinya.
Banyak alasan mengapa kemarahan menjadi masalah yang berkaitan dengan komunikasi yang buruk. Entah orang yang berinteraksi dengan anda yang tidak mengekspresikan kebutuhan mereka dengan sangat baik, atau anda yang mengalami masalah secara lisan menanggapi mereka.
Terapis anda mungkin akan menghabiskan banyak waktu terapi mengidentifikasi masalah anda dengan cara melihat ketika anda mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban saat melakukan komunikasi dengan orang lain untuk memahami apa yang mereka inginkan. Dari sini, anda akan belajar cara-cara yang lebih baik untuk berkomunikasi dalam situasi-situasi semacam itu.
Jangan menunggu hingga ketidakmampuan anda dalam menguasai amarah merusak hidup anda atau membuat anda terlibat dalam masalah hukum. Kalau ada cara yang bisa anda lakukan untuk memperbaikinya, kenapa tidak anda coba saja melakukannya? Anda hanya membutuhkan seseorang yang dapat menunjukkan anda bagaimana caranya.
Jika anda tidak tahu harus pergi ke mana atau tidak mempercayai siapa pun, maka mengunjungi konselor adalah cara yang paling tepat. Ingat, jangan menunggu sampai amarah menguasai anda, karena hal tersebut bisa sangat merugikan anda.
Selain anda bisa saja terkena serangan jantung, anda juga bisa menghadapi masalah sosial dan bahkan jika rasa amarah tersebut sampai merugikan orang lain, maka bersiaplah untuk berurusan dengan hukum.
Anda tentu tidak ingin hal semacam ini terjadi bukan? Kalau memang begitu, mulai saat ini, cobalah untuk menahan emosi atau amarah anda dan belajarlah untuk menjadi pribadi yang lebih sabar. Selamat mencoba dan semoga anda berhasil melakukannya.
Related posts
Percaya atau Tidak, Berhenti Mengkonsumsi Makanan Manis ...
March 6, 2018
Hati-Hati, Kebiasaan Kerja Lembur Bisa Picu Resiko ...
February 28, 2018
Sekali Hinggap, Hewan Ini Mampu Sebarkan 300 ...
February 11, 2018
Lou Gehrig, Penyakit Yang Dapat Membuat Anda ...
February 11, 2018